Profil Yayasan Santo Markus
Profil Perusahaan / Lembaga - Yayasan Santo Markus
Deskripsi Perusahaan / Kelembagaan
Yayasan Pendidikan Katolik Santo Markus merupakan komunitas pembelajar yang berkarakter, cerdas, unggul, dan dijiwai cinta kasih.
Karya pendidikan Santo Markus tidak bisa lepas dari peran Romo Robertus Bakker SJ. Kala itu, di awal tahun 1960, Romo Bakker berkarya di Paroki St Servatius Kampung Sawah, Bekasi. Ia diminta Uskup Agung Jakarta saat itu, Mgr Adrianus Djajasepoetra SJ untuk merintis pendirian paroki baru di daerah Cililitan.
Romo Bakker melihat bahwa keberadaan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan umat dan masyarakat di sekitar Cililitan.Lembaga pendidikan ini juga bisa menyemai benih pendirian paroki baru.Atas dasar itu, maka sekolah Santo Markus hadir di lingkungan Cililitan. Beliau sangat peduli dengan pendidikan dan ingin anak-anak dari keluarga katolik mendapat pendidikan katolik yang tepat. Bagi Romo Bakker, pendidikan adalah kebutuhan yang mendasar bagi setiap anak. Keinginan dan impian Romo Bakker didukung oleh lingkungan sekitar Celilitan.Masyarakat ingin anak-anak mendapat pendidikan yang baik pada wadah yang tepat.
Pada 1967, mulai dirintis sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di Cililitan.Karya pendidikan ini dikelola para Suster Penyelenggaraan Ilahi (PI).Sr Inigo PI menjadi kepala sekolah pertama.Sekolah ini terletak di gang kecil, di Jalan Kelapa Gading III, Cililitan.Sarana pendidikan pun masih amat minim.
Setahun berselang, Romo Bakker menyewa sebuah rumah di samping TK, untuk memulai pendidikan Sekolah Dasar.SD ini untuk menampung anak-anak yang telah menyelesaikan TK, serta untuk anak-anak di sekitarnya. Pada 17 Desember 1968, Sr.Ildefone,PI sebagai Provinsial menugaskan Sr M. Theresia PI dari komunitas Dwiwarna untuk turut membantu Romo merintis sekolah SD. Sr.Theresia menjadi kepala sekolah SD St.Markus yang pertama.
Pada 1969, kegiatan belajar-mengajari TK dan SD terpaksa dipindah ke sebuah rumah kayu, lantaran akan dibangun gedung sampai jenjang pendidikan SMP.
Tangan Tuhan terus menyertai karya ajaib ini.Gedung sekolah yang pertama berdiri adalah gedung SD sebanyak 12 unit ruang kelas.Perjuangan Romo Bakker mendapat ijin dari pemerintah dimulai pada tanggal 17 April 1968.IMB gedung sekolah SD keluar pada tanggal 0 Desember 1969. Bersamaan dengan turunnya IMB, SK Guberrnur DKI bernomor : da/1/27/59/1969 yang isinya tentang dispensasi pembangunan dari 20% menjadi 40% dari luas tanah turun. Proses pembangunan gedung sekolah dipercayakan kepada Bp.Goyan dari Kampung Sawah yang telah berpengalaman dalam pembangunan dengan biaya murah.
Perkembangan sekolah yang baru saja didirikan semakin pesat.Jumlah murid semakin bertambah, sehingga perlu dipikirkan untuk menata situasi sekolah.Romo Bakker menawarkan kepada Suster PI untuk mengambil alih sekolah tersebut.Suster Provinsial menolak tawaran tersebut, karena sejak awal Tarekat suster PI hanya membantu dalam pengelolaan dan bukan untuk memilikinya.
Bapak Uskup, Mgr Djajasepoetra menyarankan agar lembaga pendidikan ini bergabung dengan Perkumpulan Strada milik Keuskupan Agung Jakarta demi kelancaran proses belajar-mengajar. Anjuran ini pun diterima dengan baik, namun tak berlangsung lama.
Bergabung dengan Perkumpulan Strada hanya berlangsung selama tiga tahun.Pada 1972, lembaga pendidikan ini melepaskan diri dari Perkumpulan Strada, dan pada 15 April 1972 didirikan Yayasan Santo Markusdan disahkan oleh Notaris H. Gewang SH dengan akte No.10 tanggal 05 April 1972. Yayasan ini dimaksudkan untuk mengelola sekolah Katolik di Paroki Cililitan dan peningkatan kualitas sekolah.Dengan berdirinya badan hukum Yayasan Santo Markus, maka dimulailah mengurus ijin-ijin yang diperlukan untuk operasional.Yayasan diketuai seorang awam, Peter Bambang Pujiwo.
Jumlah murid pada saat berdirinya Yayasan Santo Markus sebanyak 609 anak.Pada tahun 1973 SD dan SMP Santo Markus mengikuti ujian untuk pertama kalinya dengan hasil 100% lulus.Sungguh suatu prestasi yang sangat membanggakan di tengah sarana prasarana yang masih sangat minim.
Mulai Februari 1975, Yayasan membangun gedung TK dan Poliklinik.Peletakan batu pertama dipimpin oleh Pastor Pollman SJ.Tahun 1976 Yayasan Santo Markus mendapat bantuan dari Pemda DKI, maka dibangunlah gedung SMP satu unit dan selesai pada tahun 1977.Tahun 1979 Yayasan mendapat bantuan satu unit gedung inpres dari pemda DKI, maka dibangunlah gedung SD dengan dua lantai standar DKI.
